TIPS CARA MUDAH 30 HARI MEJADI PENULIS


tips cara mudah 30 hari menjadi penulis
Ada banyak alasan kenapa kamu menunda untuk menulis, padahal kamu sudah punya tekad yang kuat untuk memulai. Namun tekad kuat itu kalah dengan pikiran-pikiran negatif  yang kamu buat sendiri. Kamu selalu mencemaskan hasil karyamu, takut kalau tulisanmu jelek, takut dinyinyirin teman-temanmu, atau yang paling buruk, apakah usaha ini akan berakhir sia-sia?
Atau kamu pernah mencoba menulis sesuatu yang sudah terlintas jelas dipikiran, bagaimana jalan cerita, plot, sampai akhir cerita, semua sudah  sudah komplit. Namun tiba-tiba semua buntu ketika kamu sudah berada didepan layar laptopmu, hening dan kosong selama 5-10 menit, lalu kamu merasa sudah didepan laptop selama berjam-jam. Okelah inilah saatnya peregangan otot, bikin kopi, lalu sejenak memeriksa timeline di twitter, atau menyapa kawan-kawan di facebook, lalu nonton berita politik di tv, dan dan yang terjadi kemudian adalah kamu sudah terlelap ketiduran.

MENULIS DALAM 30 HARI MUNGKINKAH?
Sebelum memulai kata pertama, coba ambil nafas dalam-dalam (teguk kopimu satu teguk saja, sudah jangan lebih, kau sudah terlalu banyak kafein). Kamu bisa bayangkan bahwa dari Pram sampai Ahmad Tohari, atau Romo Mangun hingga Putu Wijaya- mereka dan kamu akan memulai awal yang sama, yakni sebuah halaman kosong!
Buang semua kekhawatiranmu, abaikan teror dari layar putih kosong di monitor laptopmu. Bangun mimpimu untuk menerbitkan karyamu dalam 30 hari kedepan. Saya disini hanya memberitahu langkah-langkah yang harus kau tempuh untuk mewujudkan tujuanmu. Ya, kamu akan jadi penulis dalam 30 hari kedepan.

PRAKTIK, PRAKTIK, PRAKTIK
Sudah, jangan nglantur sampai ke Jokowi. Yang pertama yang harus kamu lakukan adalah praktik.
“tapi aku tidak pandai menulis”
Aku ulangi: “praktik.”
Menulis itu sebuah ketrampilan yang harus diasah terus-menerus karena dengan berlatih kamu akan semakin menguasai teknik menulis, dan semakin mengungkapkan apa yang ada dipikiranmu menjadi kata-kata. Semakin banyak kau menulis, semakin banyak yang kau dapatkan.

BANYAK ALASAN
Untuk mencintai kamu tak butuh alasan. Karena jika cinta butuh alasan, kelak akan ada alasan untuk meninggalkannya. Begitu juga jika kamu ingin mencintai dunia penulisan, tulis saja apa yang kamu suka dan apa yang kamu kuasai. Tapi pada saat tertentu kamu akan menemui  berbagai alasan yang akan menjadi kendala untuk keberhasilanmu.
Setelah kamu punya tekad kuat serta praktik yang tekun dalam menulis, berikut akan saya paparkan berapa momen yang bisa membuatmu banyak alasan untuk tidak menulis.

      Alasan #1: Aku tidak tahu apa yang harus aku tulis
Ayolah kamu pasti punya sesuatu yang bisa kamu ceritakan. Pada perkembangannya kamu pasti akan terkejut ternyata kamu memiliki lebih dari satu cerita, dan yang harus kamu lakukan hanyalah mempersempit tema.
Jika ini buku pertama kamu, maka tulislah topik yang membuat kamu nyaman, tulislah apa yang kamu ketahui. Mulailah dengan brainstorming dan biarkan pikiranmu terbang bebas.

      Alasan #2: Aku tidak ada Waktu
Bukan hanya kamu, kita semua sibuk. Tapi coba teliti lagi, berapa jam hari ini yang kamu habiskan untuk ber-sosmed ria (apalagi sambil tiduran), main game, nonton tv, dan kegiatan kurang produktif lainnya. Curi dan paksakan 1 jam saja (kata mbak Audi) dalam sehari untuk menulis. Dan kamu akan kagum sendiri bagaimana liarnya kamu ketika satu jam saja kamu curahkan waktumu untuk menulis.

      Alasan #3: aku jarang baca buku
Membaca buku memang penting, sangat penting. Jadi kamu harus baca banyak buku untuk memperluas cakrawala pengetahuanmu.
Tapi tunggu dulu, buat kamu yang sudah banyak baca bukupun sebaiknya kurangi membaca, setidaknya untuk sementara. Saatnya memulai menulis, oke.
“Tapi aku bukan ahli sastra?”, stop pemikiran seperti itu, tulislah dengan gayamu sendiri, pada perkembangannya kamu akan menemukan gaya tulisanmu secara alamiah; pada kenyataannya, meniru gaya menulis orang lain hanya akan menghambat prosesmu.

      Alasan #5: Karyaku harus sempurna!
Terdengar klasik memang, tapi memang benar; Taka ada yang sempurna didunia ini. Kata sempurna akan menghambatmu untuk menulis. Bagaimana kamu mengejar kesempurnaan sementara yang ada didepanmu adalah sebuah halaman kosong. CEO Facebook Mark Zuckerburg mengatakan, “Selesai lebih baik dari sempurna.”

ATUR JADWAL
Setelah kamu buang banyak alasan yang bisa menghambatmu untuk menulis, kini saatnya untuk mengatur jadwal. Sebelum merangkai kata menjadi kalimat dan memenuhi halaman-halamanmu ada baiknya kamu fokus menyiapkan pada tiga unsur persiapan: perencanaan, waktu, dan lingkungan.

      # 1 Rencana
Sebelum membuat rencana, kuatkan dulu tujuanmu menulis untuk apa? Popularitas, Uang, Jaringan, Pengalaman? Atau memang semua itu tujuanmu? Atau semua itu tidak masuk dalam tujuanmu? Tak apa, tak ada yang salah atau benar dalam menulis. Pelihara tujuan itu menjadi pemantik semangatmu untuk tetap fokus menulis. Dengan menjaga tujuan, proses kreatifmu dalam menulis akan lebih lancar, lebih cepat dari yang kamu perkirakan.

      #2 Waktu
Setelah tujuanmu terpelihara, yang tak kalah penting adalah perencanaan. Tanpa rencana yang matang, akan mudah mengubur cita-citamu. Berikut langkah-langkah perencanaan sebagai panduan dan bisa disesuaikan dengan kondisimu.
Buka kalender, coba kamu lihat apa yang akan kamu lakukan dalam 30 hari kedepan. Membuang rencana-rencana yang tidak begitu penting, menetapkan 2 jam, 1 jam, 30 menit atau bahkan 15 menit  yang kamu alokasikan khusus untuk menulis. Itu jauh lebih baik daripada tidak sama sekali.
Kamu bisa mengatur sendiri kapan waktu terbaikmu dalam menulis. Mungkin kamu memilih untuk bangun sebelum subuh (sekalian tahajjud…#eaaa)  untuk menulis sebelum menjalani rutinitas sehari-hari. Tapi pastikan jangan tidur terlalu larut sehingga pagimu segar (kata bang Haji Rhoma, jangan begadang kalau tiada artinya). Namun jika kamu memilih malam hari untuk menulis karena kamu pikir otakmu lebih encer ketika malam tiba, okelah tak apa.
Atau kamu dapat mencuri waktu istirahat makan siangmu, menyelinap di ruang pantry, atau di kantin, atau ketika ada transisi waktu kegiatan, atau ketika menunggu meeting dengan klien.
Apapun waktu yang membuat kamu nyaman, konsisten dengan itu sehingga waktu luang yang bisa kamu gunakan untuk menulis bisa terprediksi dan membangun kebiasaan untuk menulis.
Menetapkan target waktu proyek tulisanmu selesai. Bagaimana bukumu akan selesai sementara kamu tidak memberi tenggat waktu untuk menyelesaikannya? Tapi percayalah, ketika kontinuitas itu sudah terbentuk, maka menulis buku itu jauh lebih cepat dari yang kamu perkirakan.
Kontinuitas memang penting, tapi kadang apa yang terjadi dikehidupan sehari-hari diluar prediksi kita. Sebaiknya tiap hari minimal kamu bisa menulis 500-2000 kata perhari. Bayangkan dihari ke 30 kamu akan mempunyai naskah mentah sebanyak 60.000 kata yang siap dipoles diproses editing.
Baca: 6 Alasan Kenapa Anda Membutuhkan Seorang Editor
Jika ternyata jadwal yang kamu buat meleset dari harapan, tak apa, bahkan bila hanya tercapai 15 menit dalam sehari. Tujuan utamanya adalah pembiasaan diri bagi kamu untuk berada di depan laptopmu dalam jangka waktu tertentu yang khusus dialokasikan untuk tiap hari menulis.

      #3 Lingkungan
Faktor lingkungan kerja tidak kalah penting untuk menunjang kinerjamu bukan? Begitu pula dengan menulis, faktor lingkungan yang nyaman akan meningkatkan produktifitas.
Meminimalisir gangguan adalah salah satu faktor yang bisa meningkatkan produktifitasmu. Selama proses menulis jauhkan dirimu dari gangguan anak-anak, urusan cucian, atau kucing atau anjing kesayanganmu  yang ingin diajak bermain-main, sosmed… ya sosmed hari ini adalah hantu yang tidak bisa lepas dari tiap sendi kehidupan kita kan? Jauhkan..jauhkan.
Intinya kamu dapat melakukan percobaan-percobaan untuk menemukan lingkungan menulis yang memungkinakan kamu agar tetap fokus dan bebas untuk menulis. Beberapa orang pergi ke kedai kopi untuk menemukan kebebasan menulis, beberapa yang lain menemukan obrolan sekitar yang mengganggu konsentrasi. Beberapa orang harus mendengarkan musik, sementara yang lain harus dalam keheningan untuk tetap fokus.

MULAI MENULIS
Setelah bicara tentang teori agar target kamu tercapai untuk menjadi penulis dalam 30 hari, sekarang saatnya kita bicarakan soal pokok tema ini (akhirnya!). Tanpa basa-basi (apa?? 20an paragraf diatas bukannya itu cuma basa-basi?! Hihihi) mari kita lihat 3 strategi yang memudahkan kamu dalam menulis buku.

#1 Memetakan Pikiran
Pertama, tuliskan poin-poin dasar tentang apa yang ada dalam pikiranmu (tentang kejombloanmu bukumu) kedalam kertas kosong. Tulis tiap poin tersebut lalu lingkari. Buat koneksi antar lingkaran dengan garis, dari situ kamu bisa menemukan banyak poin dalam beberapa atau banyak koneksi satu dengan yang lain. Tulis sebanyak-banyaknya, karena tulisan ini bentuknya bebas dan bentuknya masih liar. Setelah kamu kehabisan jumlah topik yang ada, saatnya untuk menguraikan. Gunakan ide-ide dan koneksi yang dihasilkan tadi untuk membuat beberapa garis yang jelas untuk dijadikan sebuah tulisan bab demi bab. Tujuan memetakan pikiran adalah mencurahkan apa yang ada diotak yang masih berbentuk abstrak, liar, dan berlimpah  kedalam sebuah diagram yang lebih jelas, sehingga memudahkanmu untuk lebih terstruktur dalam menulis.

#2 Kumpul dan Tempelkan yang Ada di Pikiran
Metode ini menggunakan buku catatan kecil yang bisa kamu bawa kemanapun. Begitu terlintas suatu ide mengenai topik bukumu, tulis dan tempelkan di meja kerjamu.  Mungkin setelah seminggu kamu kumpulkan dan kelompokkan berdasarkan tema yang sesuai. Mengatur tema-tema yang mungkin masuk kedalam konteks bukumu. Kemudian kamu dapat menguraikan mana yang kamu buang dan mana yang bisa kamu eksplorasi lagi lebih dalam.
Metode ini bisa membantumu memilah sebuah buku menjadi potongan-potongan kecil yang lebih mudah dikelola. Metode ini bisa berdiri sendiri atau digabungkan dengan metode pertama. Kelemahan metode ini adalah memakan waktu lebih banyak.

#3 Metode Ngobrol
Setelah kamu melalui proses membuat garis besarmu; baik menggunakan metode pemetaaan pikiran atau metode kumpul dan tempel catatan, kamu akan memulai  mentranskrip ide dasar tersebut kedalam tulisan yang lebih panjang.
Beberapa orang sangat mudah untuk menulis, tapi lebih banyak orang lebih mudah untuk berbicara atau ngobrol santai untuk mengeluarkan ide dalam otak. Kalau kamu tipe orang yang doyan ngobrol, maka dengan metode ini naskahmu harusnya akan selesai lebih cepat. Namun setelah selesai dengan draftnya, kamu harus banyak mengeditnya karena harus disesuaikan dengan bahasa tulisan. Apalagi jika bukumu adalah buku ilmiah, maka harus disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Metode ini juga bisa menggunakan alat perekam bila kamu tipikal orang yang mudah lupa. Bilapun kamu punya ingatan kuat, metode merekam juga berguna. Bukankah otak kita berisi berton-ton ide yang kapan saja bisa di tumpahkan. Nah, dengan metode perekaman ini kamu bisa memantik ide dengan menyimpannya dalam sebuah alat perekam, kadang dengan memutar ulang rekaman kamu akan menemukan ide baru yang kamu eksplorasi lagi lebih dalam.

MENGATASI MASALAH
Jika hidupmu tanpa masalah, pasti kamu hidup dalam dunia teori. Dalam setiap hal kamu pasti akan menemui rintangan, begitu pula dengan menulis. Kesulitan umum dalam proses penulisan adalah menyelesaikannya sesuai deadline. Kesulitan lain yang biasa dihadapi adalah mampet, buntu, atau tak ada kemajuan berarti.
Ketika kamu ingin menyelesaikan buku sebelum deadline tiba, maka coba tingkatkan lagi jumlah kata harianmu, konsistensi adalah koentji kawan! Semakin banyak kamu menulis, maka semakin cepat kamu menyelesaikannya. Buat rutinitas dan tetap istiqamah dengan itu.
Jika kamu terjebak dengan kebuntuan dibagian tertentu, lupakan sejenak soal itu. Coba buka bab lain yang mungkin menarik bagimu. Tulislah bagian itu secara mendalam. Namun jika kamu benar-benar buntu dan tak tahu lagi harus bagimana untuk memecahkan masalah tersebut. Nah, pada titik ini kamu harus SMS atau telepon temanmu untuk  ajak ngopi bareng teman yang kamu anggap menguasai tema yang kamu anggap buntu (jangan lupa untuk mentraktirnya, biar nggak kapok kalau kamu minta konsultasi lagi). Semakin banyak kamu berbagi, semakin banyak yang kamu dapat bukan? Sekarang, tak ada alasan untuk melempar handuk ketika kamu mengalami kesulitan. Masih banyak jalan menuju Mbantul. Menjaga ritme, dan selalu memotivasi diri untuk menulis halaman terakhir bukumu.

SATU LANGKAH LAGI
Sekarang kamu bukan hanya tahu bagaimana untuk memulai menulis, namun juga bagaimana menjadi penulis dalam 30 hari! Ini tidak akan berjalan mudah, karena yang mudah cuma teori. Lha… tapikan Judulnya TIPS CARA MUDAH 30 HARI MENJADI PENULIS, memangnya semudah itu? Tidak, sekali lagi tidak. Ini cuma alasan saja biar kamu mau baca artikel ini (hihihi…). Tapi yang terpenting adalah terus menjaga konsistensi, hancurkan semua rintangan dengan caramu sendiri. Membuat  kesadaran bahwa kamu hanya punya sedikit waktu, dan yang bisa kamu lakukan adalah memperkuat tekad. Dan satu langkah lagi kamu bisa menyebut dirimu seorang penulis.
Selamat mencoba, dan ditunggu karyanya. Salam.

Penerbit Magnum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar