Pengantar Kewirausahaan Perspektif Indonesia


 Kewirausahaan, baik sebagai praktik maupun sebagai ilmu pengetahuan, tidak bisa lepas dari lingkungan kebudayaan dan sejarah yang mengitarinya. Itu sebabnya pengajaran kewirausahaan juga harus bisa memperhatikan lingkungan sosial yang ada di sekitarnya. Di Indonesia, misalnya, pengajaran kewirausahaan harus bisa menjawab pertanyaan, kenapa kalau kita mendengar kata pecel lele selalu identik dengan Lamongan, ketok magic identik dengan Blitar, warung burjo dengan Kuningan, tukang cukur dengan Asgar (Asli Garut), tukang perabot dan tukang kredit dengan Tasikmalaya, soto dengan Kudus atau Klaten, warung bakso dengan Imogiri dan Malang, serta profesi pengacara dengan Batak?

 Kenapa ada proses identifikasi identitas semacam itu? Apakah karena praktik kewirausahaan di Indonesia memang melekat pada etnik atau geografi tertentu, sehingga suku-suku seperti Minang, Bugis, atau Sunda-Tasik, misalnya, dianggap lebih piawai berdagang dibanding suku lainnya?

 Buku ini disusun untuk memberi perspektif yang lebih membumi atas pengajaran kewirausahaan di perguruan tinggi.

Judul: Pengantar Kewirausahaan Perspektif Indonesia

Penulis: Rachmat Pambudy

Penerbit: Magnum Pustaka Utama

ISBN: dalam proses pengajuan

Harga: Rp75.000,-

Info Pemesanan: wa.me/62882003761947

Penerbit Magnum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar