Sejarah mencatat,
keberadaan bangsa Arab di Nusantara didominasi oleh kaum pedagang.
Sebagian kecil cendekiawan muslim. Mereka yang datang pada abad ke-18 didominasi oleh kelompok Arab Hadrami. Secara turun-temurun, komunitas Arab di Nusantara memiliki darah pedagang, hingga terbentuk perkampungan Arab yang tersebar di penjuru kota di Jawa seperti di Solo, Pekalongan, Tegal, Semarang, Surabaya, Jakarta dan kota lainnya.
Sebagian kecil cendekiawan muslim. Mereka yang datang pada abad ke-18 didominasi oleh kelompok Arab Hadrami. Secara turun-temurun, komunitas Arab di Nusantara memiliki darah pedagang, hingga terbentuk perkampungan Arab yang tersebar di penjuru kota di Jawa seperti di Solo, Pekalongan, Tegal, Semarang, Surabaya, Jakarta dan kota lainnya.
Tidak seperti
perkampungan Arab di kota-kota lain, banyak masyarakat Yogyakarta termasuk
keturunan Arab sendiri tidak mengetahui dengan pasti sejarah komunitas Arab
Yogyakarta, khususnya sebelum abad ke-20. Penelusuran secara historis tentang
keberadaan orang-orang Arab Yogyakarta belum pernah dilakukan, kecuali oleh
L.W.C. van den Berg yang menyatakan bahwa golongan Arab Hadrami telah berada di
Yogyakarta sejak abad ke-18
Generasi keturunan Arab
di abad ke-20 telah mengalami asimilasi budaya dan asimilasi struktural secara
lahiriah maupun cara pandang. Mereka telah melebur “menjadi Jawa”, hingga sulit
menemukan identitas kearabannya. Simbol-simbol kearaban sebagai reprentasi
identitas keturunan Arabnya pun hanya mampu mereka hadirkan dalam ingatan saja.
Akan tetapi, ketika arus mobilitas massa-keturunan Arab meramaikan Yogyakarta,
saat itu pula orientasi ke-Arab-an kembali dikumandangkan. Tak ayal hal ini
menimbulkan krisis atau dilema identitas dalam komunitas Arab Yogyakarta. Di
samping itu, pergantian zaman rupanya menentukan pergeseran pola-pola budaya
dan identitas di kalangan keturunan Arab Yogyakarta. Perubahan sosial dalam
masyarakat Yogyakarta telah pula membawa perubahan pada aspek-aspek kehidupan
lainnya seperti aspek ekonomi, pendidikan, agama, dan budaya bagi komunitas
keturunan Arab di Yogyakarta, tetapi belum ada yang melihat gejala ini secara
pasti.
Dalam kerangka itu pula,
buku mengenai perubahan sosial komunitas keturunan Arab di Yogyakarta di abad
ke-20 ini dilakukan guna mengisi kekosongan kajian yang telah dilakukan di
Yogyakarta, sehingga kontinuitas dalam memahami keberadaan komunitas keturunan
Arab baik di masa pemerintahan Hindia Belanda, masa Kemerdekaan hingga
pasca-kemerdekaan, serta dinamika kehidupan yang terjadi dapat diketahui secara
komprehensif. Selamat membaca.
DATA BUKU
Judul : Sejarah Komunits Arab di Yogyakarta pada Abad XX
Penulis : Fatiyah, MA.
Halaman : X-136 halaman
ISBN : 978-602-1217-46-7
Admin.. Dimana buku2 terbitan magnum bs didaptkan? terutama buku komunitas Arab di yogya..dmn bs ddptkan? tksh ☺
BalasHapus