Buku Pendidikan Karakter melalui Budaya Sekolah ini hadir salah satu sebabnya adalah banyaknya penyimpangan yang terjadi di masyarakat di tengarai akibat makin terkikisnya karakter masyarakat. Di tengah gelombang perubahan yang makin deras akibat perkembangan teknologi, masyarakat goyah. Mereka kehilangan pegangan. Makin sedikit nilai yang bisa digunakan sebagi pedoman. Ikatan sosial kendor, dan sikap permisif yang kian tumbuh di masyarakat makin menyuburkan penyimpangan yang ada.

Dalam suasana yang demikian, siapakah yang harus dimintai pertanggun-jawaban? Sekolah dituding sebagai biang keladi. Ia dianggap gagal memberikan bimbingan, guru dinilai tidak lagi memiliki kredibilitas. Buku ini tidak hendak memberikan penghakiman. Ia memberikan penegasan bahwa program pendidikan karakter yang dirancang oleh pemerintah memunyai peran yang strategis dalam membentuk generasi di masa depan. Tapi dalam aplikasinya progran itu hanya akan efektif jika didalamnya dilibatkan elemen-elemen yang hidup dimasyarakat.

Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah memunyai peran signifikan dalam pelaksanaan pendidikan karakter melalui berbagai cara dan langkah strategis. Budaya sekolah dikembangkan oleh satuan pendidikan merupakan langkah yang tidak terpisahkan dari strategi pembinaan dan pembentukan karakter peserta didik di sekolah. Namun tanpa dukungan dari pihak diluar sekolah (stakeholders), program pendidikan karakter itu hanya akan berjalan ditempat, dan sekadar mimpi yang indah untuk dibayangkan.